Rabu, 15 Desember 2010

BERITA TERPOPULER

Dua Peraih Nobel Temukan Penelitian Baru

  Tiara Gloria

09/12/2010 20:04
Liputan6.com, Stockholm: Dua peraih Nobel di bidang kimia asal Jepang sedang membahas tentang sebuah penelitian yang dirancangnya dan juga soal kegunaannya di masa depan. Akira Suzuki dan Eiichi Negishi memberikan perkuliahan pada siswa di seluruh dunia di Universitas Stockholm, Rabu, (8/12).

Mereka akan menciptakan alat kimia yang akan digunakan untuk membuat bahan-bahan kimia canggih. Negishi, profesor di Universitas Purdue, memulai sambutannya dengan mengatakan bahwa mimpinya telah menjadi kenyataan ketika dia memenangkan Nobel. Dia mengatakan kepada penonton bahwa semua yang berada di aula dan bahkan ruangan itu sendiri terbuat dari bahan organik. Ini merupakan tujuan dari penelitian mereka.

Suzuki, profesor di Universitas Hokkaido mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas Nobel yang diraihnya. Suzuki menjelaskan bagaimana mereka menemukan kopling yang stabil dan bagaimana cara kerjanya. Dia mengatakan alat ini telah digunakan secara luas, termasuk dalam produksi obat tekanan darah.

Suzuki dan Negishi akan menghadiri perayaan besar yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Jepang di Stockholm Kamis, (9/12) ini. (Vin)

Selasa, 14 Desember 2010

Dongeng China Dijadikan Film 3D

Beijing (ANTARA/Reuters Life!) - Produksi film salah satu dongeng petualangan terbesar China dengan versi 3D oleh pembuat film lokal telah dimulai dengan harapan dapat menyamai kesuksesan besar film "Avatar."
Film berjudul "Monkey King" yang disadur dari novel klasik China "Perjalanan ke Barat," yang menceritakan perjalanan ziarah biksu Budha ke India untuk mengumpulkan naskah keagamaan.
Kisah itu merupakan salah satu cerita paling terkenal dari mitologi China dan kerap diadaptasi untuk serial televisi dan film.
Aaron Kwok, bintang pop Hong Kong berperan sebagai Raja Setan Kerbau, sedangkan Chow Yun-fat yang membintangi film "Crouching Tiger, Hidden Dragon," bermain sebagai Kaisar Jade.
Bintang Hong Kong lainnya seperti Donnie Yen, Kelly Chen, Gigi Leung, dan Peter Ho juga akan ikut serta dalam film tersebut.
Kwok mengatakan dalam konferensi pers pada Minggu bahwa ia berharap karakternya akan tampil lebih baik di film terbaru dibanding yang ia lakukan sebelumnya.
"Dalam rancangan aksi Donnie Yen, saya berharap Raja Setan Kerbau dapat mengalahkan Kaisar Jade dalam suatu pertarungan," katanya.
Demi menciptakan efek 3D yang diperlukan untuk film "Monkey King", produser film mempekerjakan tim Hollywood termasuk David Ebner yang turut serta merancang film "Alice in Wonderland" dan "Spider-Man 3 sedangkan Daniel Symmes ditunjuk sebagai "cinematographer".
Popularitas film 3D tumbuh pesat di China. Film karya James Cameron, Avatar, mendapat keuntungan 206 juta dolar AS dari penjualan tiket bioskop di China pada awal tahun ini, tulis kantor berita pemerintah Xinhua.
Anggaran film "Monkey King" mencapai 40 juta dolar AS dan diharapkan mendapat keuntungan dari penjualan tiket bioskop di dalam negeri China saat ditayangkan pada Juli 2012. Kira-kira sepertiga atau lebih dari 1.100 film China ditayangkan dalam bentuk 3D, menurut Xinhua.

Kecerdasan Anak Tergantung Sentuhan Ibu


ibu dan anak
VIVAnews - Cara pengasuhan orangtua terutama ibu berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Terbukti dari penelitian terbaru yang menyimpulkan, semakin baik pola pengasuhan ibu, semakin baik pula kualitas tumbuh kembang si kecil.
Studi dilakukan Profesor Ali Khomsan, Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor terhadap pola asuh anak.
Studi berlangsung selama 2009-2010 di sembilan provinsi dengan 2.334 responden. Dari sini diketahui, pengasuhan mayoritas anak di Indonesia dilakukan ibu. Hasilnya, dari 80 persen anak yang diasuh baik, 78 persen di antaranya berada dalam status gizi normal atau sehat.
Lebih jauh lagi, anak dengan gizi sehat jauh lebih cerdas dibandingkan anak dengan gizi kurang atau menderita infeksi. "Umumnya, anak yang sering dibawa ke Posyandu peluang bergizi baik lebih besar karena tumbuh kembangnya terpantau," kata Ali dalam acara "Ayo ke Posyandu - 'Tumbuh, Aktif, Tanggap' Membantu Pola Asuh Anak", belum lama ini.
Namun, Posyandu sebagai ujung tombak kesehatan anak dan ibu masih perlu perbaikan. Dari 242.124 posyandu di seluruh Indonesia, hanya 40 persen yang berfungsi baik. Posyandu baru menjangkau 50 persen anak. Kader Posyandu terlatih pun hanya 30 persen.   
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amaliasari Gumelar, menambahkan, peran orangtua sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Prioriotas kesejahteraan anak akan terlihat saat si kecil dewasa kelak.
"Periode emas yang dilalui dengan perhatian, kasih sayang, gizi yang baik, serta dukungan lingkungan menjadikan generasi di masa datang makin bermutu," katanya. (pet)

Karyawan Kereta Api Tuntut Kesejahteraan

Liputan6.com, Bandung: Sekitar 500 karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT Kereta Api, Selasa (14/12) siang, berunjuk rasa di halaman kantor pusat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, Jawa Barat. Massa menuntut agar direksi segera merealisasikan perjanjian kerja sama mengenai masalah kesejahteraan karyawan.
Unjuk rasa diawali dengan berjalan kaki dari Kantor Daerah Operasional 2 Bandung di Jalan Stasion Timur menuju kantor pusat yang berjarak sekitar tiga kilometer. Setiba di halaman kantor pusat, karyawan yang merupakan perwakilan dari serikat pekerja se-Jawa dan Sumatra itu secara bergantian berorasi sambil membentangkan sejumlah poster berisi tuntutan mereka.
Aksi ini berjalan sekitar satu jam. Setelah puas menggelar aksi, mereka membubarkan diri dengan tertib.
Terkait hal itu, Kepala Hubungan Masyarakat PT KA Pusat Sugeng Priyono mengatakan aksi yang digelar serikat pekerja adalah kegiatan internal mereka dan sama sekali tidak mengganggu operasional PT KA. Pihaknya memang akan merealisasikan perihal kesejahteraan karyawan pada Desember ini.(MRQ/ANS)

Jumat, 19 November 2010

Fenomena Ka'bah dan Baitullah.

Apakah kita orang yang tahu dan kenal dengan RAHASIA KIBLAT kita yang sebenarnya, apakah kita termasuk yang mengerti dan faham akan hakikat Ka'bah dan Baitullah, atau sebaliknya kita adalah orang yang masa bodoh dengan itu semua.
KA'BAH adalah bangunan bersegi empat yang dibina oleh Nabi Ibrahim.As, yang terbuat oleh unsur-unsur dunia dan dapat dilihat oleh mata manusia,baik ia islam atau non islam, berada dikota Mekkah al Mukarramah,SAUDI ARABIA.

BAITULLAH adalah Bait=rumah , Allah=Tuhan, artinya Rumah Tuhan. Rumah Tuhan tidak lah mungkin manusia yang membuatnya, walaupun Ia seorang Nabi Allah, Nabi Ibrahim Hanya membuat Ka'bah atas perintah Allah sebagai pedoman atau tanda ADANYA BAITULLAH, tanda adanya Ka'bah adalah Maqam Ibrahim,hajar aswad dan hijr ismail.
Ka'bah adalah Arah Kiblat ketika kita melakukan peribadatan sedangkan Baitullah adalah Tempat kita melakukan peribadatan, ka'bah arah kiblat,baitullah tempat shalat...2010

Arah Kiblat Ke Masjidil Haram.

:"Begitulah kami jadikan kamu umat yang pertengahan, supaya kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia; dan Rasul menjadi saksi pula atas perbuatanmu. Tiadalah kami jadikan KIBLAT engkau yang dahulu itu, melainkan supaya kami ketahui orang-orang yang mengikut Rasul daripada orang yang kembali kepada kekafiran Sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali atas orang-orang yang ditunjuki Allah.Allah tiada menyia-nyiakan keimanan kamu. Sungguh Allah maha Pengasih lagi maha penyayang."(S.Al Baqarah 143)
:“Sesungguhnya Kami, (sering) melihat muka-Mu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan Kamu ke kiblat yang Kamu sukai. Palingkanlah muka-Mu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah muka-Mu ke arah nya. Dan sesungguhnya, orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa, berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allah, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”( S. Al Baqarah ayat 144)

Mesjid Hijau, Pusat Jam'iyyatul Islamiyah di Kerinci.

DIPAR KUSMI, KERINCI 
disadur dari : http://www.jambi-independent.co.id
Masjid Jam’iyyatul Islamiyah atau sering disebut Masjid Hijau merupakan pusat kegiatan jamaah Jam’iyyatul Islamiyah atau JMI. Jamaah itu sering dituding sebagai kelompok Islam aliran keras di Kerinci. Pasalnya, setiap bulan haji atau Zulhijjah, masjid itu menjadi tempat naik haji bagi jamaah JMI.
MASJID Jam’iyyatul Islamiyah terletak di Jalan Depati Parbo No 69, Desa Lawang Agung, Kecamatan Sungaipenuh, Kota Otonom Sungaipenuh. Masjid itu dikenal dengan sebutan Masjid Hijau.
Wajar karena hampir seluruh bangunannya identik dengan warna hijau. Mulai dari empat kubah masjid, beberapa bagian dinding, dan karpet lantai berwarna hijau. Konon itu melambangkan suasana kesejukan dan kedamaian.

Masjid itu didirikan sekitar 1990 secara swadaya anggota organisasi JMI yang dipimpin Buya A Kharim Jamak serta dana partisipasi masyarakat. Sejak didirikan, masjid itu menjadi pusat pengajian dari kelompok JMI.
Faisal Karim, pengurus Masjid Hijau, menceritakan bahwa masjid bertingkat dua itu merupakan bukti sejarah lahirnya organisasi pengajian Islam JMI di Kerinci. Jam’iyyatul Islamiyah merupakan organisasi keagamaan di Kerinci, saat ini menyebar ke seluruh Indonesia bahkan hingga luar negeri.
Dijelaskan, JMI didirikan pada 1970 di Kerinci oleh Buya Kharim Jamak, warga Tanjung Rawang, Kerinci. Sebelum 1970, JMI sudah berdiri namun dengan nama lain, yaitu Urwatul Wusto. “Saat itu anggotanya baru sedikit dan hanya warga setempat yang ikut,” ujarnya. Setelah anggotanya banyak dan tersebar di Kerinci, namanya diubah menjadi Jam’iyyatul Islamiyah.
Lebih lanjut, Buya A Kharim Jamak dijuluki Bapak Pembina Tunggal JMI, menyebarkan ajaran agama Islam dengan ajaran pokok yang berdasarkan pada fardu ’ain atau Rukun Islam yang lima. Dia mulai menyebarkan agama mulai dari desa kelahirannya, Tanjung Rawang, lalu masuk ke daerah Muara Air Kumun dan beberapa daerah di Kerinci lainnya. JMI juga menyebar ke Sumatera Selatan dan sekarang berkembang di seluruh provinsi. Malah anggota JMI juga banyak di Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.
DPP JMI saat ini berpusat di Jakarta dengan ketua dr Aswin Rose. Sedangkan Kerinci merupakan DPD khusus JMI atau daerah istimewa JMI. “Di Kerinci anggota JMI tersebar di 38 desa, dan secara keseluruhan anggota JMI sekarang sudah berjumlah sekitar 5.000 orang lebih,” ungkap Faisal.
Ajaran agama yang dibawa Buya A Kharim Jamak tidak berbeda jauh dari ajaran Islam umumnya. “Seperti salat lima waktu tetap dijalankan, salat Jumat juga biasa saja,” ujarnya. Selain itu di bulan puasa anggota JMI juga berpuasa. Malam harinya Tarawih dan tadarusan. “TIDAK ada yang menyimpang dari syariat Islam,” katanya.
Yang menjadi sorotan masyarakat pada JMI di Masjid Hijau yaitu ketika bulan haji. Setiap Zulhijjah atau Idul Adha, seluruh anggota JMI dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia, dan bahkan dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi, datang ke Masjid Hijau untuk Ziarah ke makam Buya A Kharim Jamak.
Saat itu anggota JMI berkumpul dan menginap selama dua hari di pemondokan Masjid Hijau yang berada di sebelah kanan-kiri masjid. Para anggota JMI juga mengadakan jamuan makan bersama saat itu. “Di belakang masjid ada dapur umum. Saat hari raya haji ibu-ibu anggota JMI masak bersama di situ,” kata Faisal Karim.
Jadi kegiatan ziarah dan menginap di Masjid Hijau dimanfaatkan oknum tertentu yang menuding di Masjid Hijau dilaksanakan ibadah haji. “Padahal kenyataannya tidak benar sama sekali,” ujar Faisal. Ajaran JMI tetap mewajibkan haji ke Baitullah sesuai pokok ajaran Buya A Kharim Jamak, yakni rukun Islam kelima adalah naik haji ke Mekkah bagi yang mampu.(*)
http://www.jambi-independent.co.id

Raihlah Keberkahan!

Raihlah Keberkahan!

By: M. Agus Syafii

Raihlah keberkahan, karena hidup berkah akan selalu cukup  dan kecukupan itu akan memperoleh keberkahan. Banyak orang yang meninggal dunia dalam keadaan merugi sebelum terwujudnya impian, belum sempat untuk beramal karena sibuk mengejar harta. Gemerlap dunia ibarat meminum air laut semakin banyak diminum semakin menambah rasa haus dan tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang sudah dimiliki.

Orang yang tidak pernah puas maka ia tidak akan pernah bahagia. Hidupnya menjadi tidak berkah dan menderita. Namun orang yang merasa cukup dengan apa yang dimiliki maka Allah memberikan karuniaNya yang berlimpah. 'Barangsiapa yang memasrahkan kebutuhannya kepada Allah, niscaya Dia akan mendatangkan kepadanya rizki dengan segera atau menunda kematiannya.' (HR. Ahmad).

Bila hidup kita berkah, akan selalu merasa cukup dan bila kita kita merasa berkecukupan maka kita memperoleh keberkahan. 'Sesungguhnya Allah yang Maha Luas karuniaNYa lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hambaNya dengan rizki yang telah Dia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pemberian Allah maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rizki untuknya dan barangsiapa yang tidak ridha niscaya rizkinya tidak diberkahi (HR. Ahmad).

Wassalam,

Pak Tua, Penarik Gerobak Sampah

By: M. Agus Syafii

Entah kenapa pagi ini saya teringat seorang bapak penarik gerobak sampah. Setiap kali bertemu saya selalu menyapa dengan senyuman pada wajahnya yang keriput. 'Mas Agus, tindak (berangkat)?' sapanya. 'Inggih pak, udah agak terlambat nih..' kata saya. Sepuluh tahun lalu saya mengenal beliau karena suka berjamaah dimasjid, biasa selepas sholat maghrib berjamaah suka mengajak ngobrol tentang kehidupan. Terkadang saya diajak ke rumah beliau. Kata istrinya, bapak ini suka sekali menyenangkan hati orang lain, setiap ada pedagang yang ke rumah selalu saja dibelinya, padahal bapak belum tentu butuh barang itu. Itulah kata istrinya yang selalu saya ingat tentang beliau.

Setelah sekian lama tidak bertemu sampai akhirnya saya mendapatkan kabar bahwa bapak pengangkut sampah itu meninggal dunia, saya menyempatkan untuk berdoa sebagai penghormatan terhadap beliau. Rupanya yang ikut mengantarkan jenazahnya begitu banyak. Sampai dijalanan panjang sekali. Saya sempat berpikir, tentunya bapak ini bukan orang sembarangan begitu banyak orang yang merasa kehilangan. ternyata yang saya perkirakan benar, menurut penuturan salah satu putra, pelayat yang banyak turut mengantar jenazahnya adalah para pedagang yang setiap hari selalu mampir ke rumahnya dan juga para tetangga yang merasa dekat dengan beliau.

Subhanallah ternyata sungguh mulia bapak yang pekerjaannya menarik gerobak sampah bukan hanya mampu membina keluarganya dan mendidik anak-anaknya menjadi sholeh namun juga membuat hidupnya menjadi bermakna bagi orang lain, hal itulah yang membuat banyak orang merasa kehilangan. Tak terasa air mata saya menetes mengenang beliau disaat pagi hari
yang selalu menyapa saya dengan senyumannya yang khas.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Terima kasih atas dukungan dan partisipasi teman2 semua untuk kegiatan 'Amalia Berqurban'  di Rumah Amalia, Ciledug. Teriring doa semoga Allah melimpahkan keberkahan, rizki dan kesehatan selalu untuk teman2 semua. Amin ya robbal alamin


Sholat Sebagai Mi'rajnya Seorang Mukmin

By: agussyafii

Pandangan bahwa sholat adalah mikrajnya kaum beriman merujuk pada pendapat yang kedua, yakni bermi`raj secara spiritual. Sholat yang khusyu` dimungkinkan dapat mengantarkan orang mukmin berjumpa, ber muwajahah, ber muhawarah dan ber munajat, berkomunikasi secara intens dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Bagaimana caranya?

Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin menyebut enam makna batin yang dapat menyempurnakan makna sholat, yaitu ; (1) kehadiran hati, (2) kefahaman, (3) ta`zim, mengagungkan Allah, (4) segan, haibah, (5). Berharap, raja, dan (6) malu.

1. Yang dimaksud dengan kehadiran hati (hudur al qalb) dalam sholat ialah bersihnya hati dari hal-hal yang tidak semestinya terlintas di dalam sholat, sinkron antara apa yang diucapkan dalam sholat dengan apa yang difikirkan.

2. Yang dimaksud dengan kefahaman, tafahhum, adalah faham terhadap makna dari apa yang diucapkan dalam sholat. Kefahaman akan makna yang dibaca akan dapat membantu menghadirkan hati.

3. Yang dimaksud dengan ta`zim ialah sikap hormat kepada Allah. Ta`zim merupakan buah dari dua pengetahuan, yaitu pengetahuan penghayatan atas kebesaran Allah dan kesadaran akan kehinaan dan keterbatasan dirinya sebagai makhluk.

4. Yang dimaksud dengan haibah ialah perasaan takut kepada Allah yang bersumber dari kesadaran bahwa kekuasaan Allah itu amat besar dan efektif serta menyadari bahwa hukum Allah atau sunnatullah itu pasti berlaku. Oleh karena itu ia sangat takut melanggar hukun-hukumnya, karena akibatnya merupakan satu kepastian.

5. Yang dimaksud dengan raja’, penuh harap, adalah selalu berfikir positif bahwa Allah Maha lembut dan luas kasih sayangNya. Di dalam sholat, perasaan harap dan cemas silih berganti, cemas takut melanggar, dan berharap memperoleh rahmatNya.

6. Sedangkan perasaan malu, haya’ kepada Allah bersumber dari kesadaran akan banyaknya kekurangan pada dirinya dalam menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala..

Menurut Imam Gazali, jika ke enam hal itu berkumpul pada orang sholat, maka hatinya akan menjadi khusyu` karena seluruh cita rasanya, seluruh kesadarannya, tertuju hanya kepada Yang Satu, Yang Maha Agung, yang dihormati, ditakuti, tapi menjadi tumpuan harapannya. Aisyah pernah menceriterakan bahwa di luar sholat, Nabi biasa berbincang-bincang akrab dengan siapapun, tetapi ketika sedang sholat, beliau seakan-akan tidak mengenal orang lain, dan Aisyahpun bersikap seperti tidak mengenal beliau.

Khusyu akan mudah dicapai oleh orang yang lurus pandangan hidupnya, karena kekeliruan pandangan hidup akan menyulitkan pemusatan perhatian dalam beribadah. Kelezatan bermunajat hanya dimiliki oleh orang yang sudah tidak lagi mencintai harta benda duniawi, karena seperti yang dikatakan oleh al Gazali bahwa orang yang masih bergembira dengan harta benda, apalagi yang masih mencampur adukkan kebaikan dengan keburukan, ia tidak dapat bergembira dalam bermunajat kepada Allah. Cinta harta dan cinta kepada akhirat tidak bisa menyatu dalam satu wadah.

Wassalam,

Kamis, 18 November 2010

Berdoalah Untuk Kedua Orang Tua

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Teman Penggemar Mujizat, Sholat Dan Doa..

Apa kabar dimalam yang indah ini? semoga anda dan keluarga dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Pada malam ini saya ingin mengingatkan, sudahkah kita berdoa untuk kedua orang tua kita? Kalau kedua orang tua kita bangun dikeheningan malam untuk memanjatkan doa merupakan hadiah yang terindah untuk kita sebagai putranya, tidakkah kita merasa malu bila tidak menyebut nama kedua orang tua kita dalam bisik lirih dengan khusyuk dihadapanNya?

Kalaulah selama ini ini doa untuk beliau, kita ucapkan diakhir permohonan, sekarang saatnya untuk menyebut nama kedua orang tua diawal kata penuh pengharapan, memohon ampunan kepada Allah untuk beliau.

Bila beliau telah tiada jadikanlah ketiadaan beliau bukan sebagai akhir bakti kita sebagai anaknya. Jadikan ketakbersamaan itu sebagai awal kita agar hati kita selalu berbisik, memohon ampun untuk beliau. agar bibir kita senantiasa bergerak memohon rahmat bagi beliau, agar mata ini selalu basah disaat jutaan manusia tengah terlelap dalam kelam, demi memohon surga untuk beliau yaitu kedua orang tua kita.

Allahuma firli wa liwaalidayya warhamhumaa kama robbayaanii shoghiro artinya Ya Allah ampunilah dosa2 kami dan dosa kedua kedua orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil.

Wassalam,

Menelusuri Awal Masuknya Islam di Sulsel


Jumat, 14-09-2007  
      Opini Tribun
     
 
      Menelusuri Awal Masuknya Islam di Sulsel 
      Oleh: Amir Djumbia, Staf Publikasi Balai Pelestarian Peninggalan 
Purbakala Makassar 
 
 
      Berbagai peninggalan sejarah dan purbakala di Sulawesi Selatan
 (Sulsel)
sampai sekarang ini masih banyak yang belum terungkap, termasuk
 keberadaan 
masjid di Mangallekana Kabupaten Gowa dan pelaksanaan Islam sebelum abad 16.
        
      Kronologis keberadaan Islam sebagai bukti sejarah, Islam di 
Sulsel masih 
membutuhkan pengkajian yang mendalam supaya sejarahnya lebih objektif. 
Kehadiran budaya Islam pertama kali di Kerajaan Gowa jauh sebelum
 diterimanya 
agama Islam sebagai agama resmi kerajaan. Agama Islam dibawah oleh para 
pedagang Muslim dari Arab, Parsia, India, Cina, dan Melayu ke Ibu
 Kota Kerajaan 
Gowa, Somba Opu. 
 
      Di Mangallekana 
 
      Pada abad ke-15, yaitu pada masa pemerintahan Raja Gowa ke- 12 bernama I 
Monggorai Dg Mammeta Karaeng Bonto Langkasa Tunijallo (1565-1590) dialah yang 
memberikan fasilitas bagi para pedagang-pedagang Muslim untuk bermukim di 
sekitar istana kerajaan. Para pedagang juga diberi kemudahan untuk mendirikan 
masjid di Kampung Mangallekana. Ini merupakan masjid tertua yang pernah berdiri 
di Sulsel. 
 
      Menurut perkiraan, penduduk Makassar pada abad ke-16 sudah memeluk Islam. 
Mereka sudah ada di masyarakat dan berbaur dengan masyarakat Gowa atau 
berinteraksi sosial antar individu dan berintreraksi jual-beli atau hubungan 
dagang. Itu berlansung lama. 
      Suasana seperti itu berlangsung lama di dalam wilayah Kerajaan Gowa dan 
di luar pusat Kerajaan Gowa utamanya dalam hubungan dengan kerajaan-kerajaan di 
Ternate, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang jauh lebih dahulu memeluk Islam. 
 
      Raja Gowa 
      Menurut lontara, pada tahun 1605 Masehi, Islam diterima secara resmi di 
Kerajaan Tallo dan Gowa disusul dengan masuknya Islam Raja Tallo I Sultan 
Abdullah Awwalul Islam dengan Raja Gowa XIV, I Mangarangi Dg Manrabbia Sultan 
Alauddin pada tanggal 22 September 1605 Masehi. 
 
      Kedua raja ini masuk Islam pada malam Jumat. Raja Tallo keesokkan hari 
langsung salat Jumat di Masjid Tallo bersama rakyatnya yang Islam. Menurut 
catatan Harian Lontarak yang mengizinkan Raja Tallo dan Raja Gowa masuk islam 
adalah khatib Abdul Makmur Dato Ri Bandang asal Kota Minangkabau. Dua tahun 
kemudian, yakni tahun 1607, seluruh rakyat Tallo dan Gowa telah berhasil 
diislamkan. Dengan penekanan dakwa mengembangkan syariat Islam di kalangan 
rakyat, Dato Ri Bandang berhasil menyebarkan Islan di kalangan karajaan. 
 
      Berbeda dengan sahabatnya, khatib yang bungsu bernama Abdul Jawad yang 
menyebarkan Islam di wilayah bahagian selatan Sulsel utamanya di Bulukumba yang 
menekankan pelajaran Tasawwuf kepada rakyat sesuai dengan keinginan masyarakat 
yang lebih menyukai hal-hal yang bersifat kabatinan. Khatib Abdul Jawad inilah 
yang menjadi mubalig sampai akhir hayatnya di Tiro Kabupaten Bulukumba, 
sehingga digelar sebagai Datok Ri Tiro. 
 
      Kerajaan Luwu 
      Khatib Sulaiman yang menyebarkan Islam di Tanah Luwu berhasil 
mengislamkan Datu Luwu La Patiware Dg Parrebung, kemudian diberi gelar Sultan 
Muhammad. Khatib Sulaeman menyebarkan agama lebih menenkankan pada pengetahuan 
tauhid, yang diajarkan kepada masyarakat yang berkaitan pada kepercayaan Dewa 
Seuwae. 
      Sebagai ganti Dewa Seuwae masyarakat diajarkan untuk mempercayai adanya 
Allah SWT. Khatib Suleman meninggal di Luwu Utara dan dimakamkan di Desa 
Patimang sehingga juga disebut Dato Patimang. 
 
      Suasana masyarakat Sulsel pada sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad 
ke-17 sibuk mempelajari agama baru, Islam. Kala itu Islam disebarkan dan 
diajarkan oleh ketiga ulama dari Minangkabau, Dato Ri Bandang, Datok Ri Tiro, 
dan Dato Patimang. Ketiga penyiar Islam ini berkerja sama dengan bangsawan dan 
kerabat kerajaan di istana raja. Para bangsawan dan kerabat kerajaan berusaha 
secara berangsur-angsur mengetahui dan memahami ajaran-ajaran Islam melalui 
pengajian, pengkajian Al Quran, salat berjamaah, dan diskusi-diskusi. 
 
      Melalui Pedagang 
 
      Kalau kita melihat dari sumber sejarah, bahwa penyebaran Islam di 
Indonesia khususnya di Sulsel dilakukan oleh parah saudagar Muslim yang 
mengadakan kontak dagang antarpulau baik dengan pedagang dalam negeri maupun 
dengan dagang antarnegara. Dapatlah dipahami bahwa yang mula-mula membawa agama 
Islam ke Sulsel adalah pelaut-pelaut dari Arab, kemudian saudagar-saudagar 
India, dan Iran. Selanjutnya Islam disiarkan oleh pedagang-pedagang dari Melayu 
dan dari Jawa. Berdasarkan kajian sejarah Islam sudah berpengaruh di Jawa 
sekitar tahun 1500-1550 M yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Demak. 
 
      Pengaruh Islam semakin kuat setelah Malaka direbut oleh Portugis pada 
tahun 1511 M. Setelah jatuhnya Malaka ketangan Portugis, semakin banyak 
kerajaan Islam di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan di pesisir pantai di 
Pulau Jawa, Kalimantan, Sulsel dan Maluku mulai berinteraksi dengan 
pedagang-pedagang Melayu yang beragama Islam. Berdirinya kerajaan-kerajaan di 
pesisir Pulau Jawa sekitar tahun 1500-1550 M berlangsung secara bertahap dan 
didahului oleh proses islamisasi yang berkesinambungan di kalangan masyarakat. 
 
      Pengaruh Tionghoa 
      Sebagaimana dicatat dalam sumber sejarah bahwa, Islam di Jawa juga
 disiarkan
 oleh seorang pelancong Tionghoa Muslim bernama Ma Huan. Ma Huan yang membawa
 seorang
 pembesar Tiongkok, kala itu, mengunjungi Tuban, Gresik, dan Surabaya, daerah di
 pesisir 
utara Pulau Jawa. Sebangian besar orang Tionghoa di wilayah pesisir utara Pulau
 Jawa padatahun 855 M telah memeluk Islam dan 
orang-orang pribumi yang penyembah berhala ikut memeluk Islam seperti orang 
Tionggoa itu. Kesadaran orang-orang Melayu memeluk Islam tumbuh dan berkembang 
di Sulsel tidak lepas dari aktivitas perdagangan yang berlangsung sampai ke 
kepulauan nusantara terutama di Maluku. 
      Seorang Muslim dari Persi yang pernah mengunjungi belahan timur Indonesia 
memberikan informasi tentang masuknya Islam di Sulsel. Ia mengatakan bahwa di 
Sula (Sulawesi) terdapat orang-orang Islam pada waktu itu kira-kira pada akhir 
abad ke-2 Hijriah. Dia juga yang mengabarkan tentang kehadiran Islam di 
kalangan masyarakat Sulsel. Menurut dia, Islam di Sulsel juga dibawa sayyid 
Jamaluddin Akbar Al-Husaini yang datang dari Aceh lewat Jawa (Pajajaran). 
Sayyid Jamaluddin datang atas undangan raja yang masih beragama Budha, Prabu 
Wijaya yang memerintah Pajajaran pada tahun 1293-1309. Sayyid Jamaluddin Akbar 
Al Husaini melanjutkan perjalanan ke Sulsel bersama rombongannya 15 orang. 
Mereka masuk ke daerah Bugis dan menetap di Ibu Kota Tosorawajo dan meninggal 
di sana sekitar tahun 1320 M. Inilah suatu bukti bahwa jauh sebelum Islam 
diterima secara resmi sebagai agama kerajaan di Sulsel pemahaman Islam sudah 
ada di masyarakat lewat interaksi sosial dan hubungan dagang antar individu 
maupun berkelompok. 
 
 
 
      Hak Istimewa 
      Pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-10, di Sulsel pernah menetap seorang 
dari Jawa bernama Anakoda Bonang yang membawa saudagar melayu Muslim yang 
memimpin perdagangan dari Pahang, Patani, Johor, Campa, dan Minangkabau. 
      Rombongan Anakoda Bonang ini diberi hak istimewa oleh raja. Pada masa itu 
Sulsel sudah menjalin hubungan dengan berbagai daerah di Sumatera, Jawa, 
Malaka, dan Hindia. Di Makassar, pada masa itu, sudah ada koloni dagang 
orang-orang asing dari daerah itu. 
      Sehubungan dengan strategi orang-orang Melayu yang mendirikan 
kerajaan-kerajaan yang berpaham Islam di sekitar Pulau Jawa, dalam lontara di 
jelaskan, Raja Gowa ke-12, I Manggorai Daeng Mammeta Tunijallo (1565-1590) 
bersahabat baik dengan raja-raja di Pulau Jawa bagian barat. Raja Gowa 
memberikan fasilitas kepada para saudagar Muslim untuk menetap di sekitar 
Istana Kerajaan Gowa. 
 
      Islam di Sulsel mencapai puncak keemasannya sekitar awal abad ke-18 yang 
ditandai dengan berlakunya syariat Islam dalam berinteraksi sosial.